Lokakarya Pembuatan SOP Tatalaksana Balita dengan masalah gizi dan tumbuh kembang : Weight Faltering, Gizi Kurang, Gizi Buruk dan Stunting
Petugas Gizi Puskesmas Pacet pada hari Selasa, 24 Oktober 2023, mengadakan kegiatan lokakarya pembuatan SOP tatalaksana balita yang diikuti oleh kader balita dari seluruh desa wilayah kerja Puskesmas Pacet. Dimana pada kegiatan ini dibahas beberapa materi tentang Pemantauan tumbuh kembang anak,masalah gizi : Weight Faltering, Gizi Kurang, Gizi Buruk dan Stunting dimana beberapa masalah gizi ini memerlukan perhatian yang besar dari orang tua. Hal ini menjadi hal yang sangat penting karena akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental di masa mendatang. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah pertumbuhan yang tidak memadai, atau sering dikenal dengan istilah ‘weight faltering’. Istilah lain dari weight faltering adalah growth faltering atau gagal tumbuh.
Weight faltering merupakan kondisi dimana arah garis pertumbuhan kurang dari yang diharapkan karena berat badan yang stagnan atau rendahnya kenaikan berat badan anak berdasar usia. Penyebabnya adalah kekurangan energi. Banyak riset yang menemukan bahwa anak dengan weight faltering memiliki tubuh yang lebih ringan dan lebih pendek secara signifikan dibandingkan dengan anak seusianya. Rendahnya tinggi badan berkaitan dengan kejadian stunting. Anak-anak tersebut juga lebih berisiko terhadap rendahnya intelektual, kemampuan sosial dan fungsi psikologi. Kekurangan gizi juga mengakibatkan gangguan imunitas tubuh yang berkontribusi terhadap angka kesakitan dan angka kematian.
Banyak sekali hal yang menyebabkan kekurangan gizi pada anak (khususnya kekurangan energi), diantaranya gangguan penyerapan gizi, peningkatan kebutuhan gizi karena kondisi tertentu, ketidaknormalan struktur tubuh, permasalahan psikososial, gangguan saraf, dan asupan yang terlalu rendah. Weight faltering diklasifikasikan menjadi gangguan makan organik (karena kondisi medis/penyakit), non-organik (karena kesalahan perilaku makan atau faktor psikososial) dan keduanya. Beberapa contoh kejadian gangguan makan organik diantaranya cystic fibrosis, gangguan ginjal kronik, gangguan hati kronik, gangguan jantung kongenital, kanker, HIV, inflammatory bowel disease, dan short bowel syndrome. Beberapa kejadian gangguan makan non-organik diantaranya teknik makan, gaya pemberian makan orang tua, perilaku makan dan temperamen anak, serta permasalahan psikososial.
Sebelum memberi nasihat tentang cara merawatnya, tenaga medis akan mencari dan menemukan penyebab gangguan pertumbuhan pada bayi. Tenaga medis mungkin bekerja sama untuk membantu orang tua dalam kondisi ini. Tenaga medis mungkin juga meminta untuk mengawasi Ibu memberi makan bayi, untuk melihat apakah ia dapat menemukan masalah yang mudah diatasi. Misalnya, mungkin bayi tidak cukup minum susu. Tenaga medis mungkin meminta Ibu untuk mengisi buku harian makan anak selama tiga hari. Ia akan meminta Ibu menuliskan jawaban atas beberapa pertanyaan berikut: Seberapa sering Ibu menyusui atau memberi susu botol kepada bayi, baik dengan ASI perah atau susu formula? Jika memberi susu formula, berapa banyak susu formula yang Ibu berikan kepada bayi? Jika bayi cukup besar untuk makan makanan padat, makanan apa yang diberikan, seberapa banyak dan seberapa sering? Bagaimana bayi berperilaku ketika Ibu memberinya makan. Contohnya, apakah bayi mudah tersinggung atau tidak tertarik.
Berikut ini beberapa perawatan untuk faltering growth yakni pada bayi yang diberi ASI. Perawatannya dengan menyusui bayi lebih sering atau lebih lama untuk meningkatkan suplai ASI. Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk menempelkan bayi ke payudara. Ibu dapat mencoba memeras ASI untuk meningkatkan suplai ASI di antara menyusui. Tenaga medis mungkin menganjurkan Ibu untuk menghubungi konsultan laktasi. Ini adalah pendukung menyusui yang terlatih khusus yang membantu Ibu dan bayi Anda belajar menyusui dengan nyaman dan efektif.
Perawatan untuk bayi yang diberi susu formula Ibu mungkin perlu menyesuaikan cara menyiapkan susu formula untuk bayi. Mungkin perlu memberi makanan yang lebih besar, atau memberi makan lebih sering. Ini bisa dengan cara membangunkan bayi setidaknya setiap tiga jam untuk memberinya makan, guna memastikan bayi mendapatkan kalori yang cukup. Jika tips ini dengan susu formula biasa tidak membantu, Ibu mungkin perlu memberinya formula khusus berkalori tinggi. Tenaga medis mungkin juga merujuk bayi ke ahli gizi anak untuk perawatan lebih lanjut.
Perawatan untuk bayi yang makan makanan padat. Tenaga medis dapat memberi Ibu banyak dukungan dan dorongan jika tidak yakin mengapa berat badan si kecil tidak bertambah seperti yang seharusnya. Mungkin tenaga medis akan menyarankan cara membuat waktu makan lebih mudah dan lebih menyenangkan bagi ibu dan anak, misalnya berikut: Memiliki rutinitas makan. Makanlah bersama dengan bayi pada waktu yang sudah ditentukan, sehingga bayi terbiasa dengan jadwal atau waktu makan. Letakkan bayi di kursi tinggi. Cara ini membuat bayi lebih mudah untuk menikmati makanan di depannya. Mematikan elektronik. Ini termasuk televisi, radio, dan perangkat digital lainnya. Sebaiknya perangkat elektronik ini dimatikan pada waktu makan, sehingga bayi fokus untuk menyantap makanannya.
Cara selanjutnya adalah Mempelajari isyarat lapar pada bayi. Jika belum mengenali isyarat yang ditunjukan pada bayi, terutama dal hal makan, pelajarilah isyarat bayi ketika merasa lapar. Ini akan sangat membantu Ibu untuk memberi makan si Kecil. Membiasakan anak mengenali makanan baru. Meskipun bayi cenderung bermain dengan makanan daripada memakannya. Tetapi ‘menjelajahi’ makanan adalah cara bayi terbiasa dengan tekstur dan jenis makanan baru. Berikan makanan berkalori tinggi. Ibu dapat memilih makanan yang mengandung banyak kalori dan sehat untuk si kecil. Contoh makan berkalori tinggi yang baik untuk bayi, termasuk daging segar tanpa lemak, keju, dan alpukat. Itulah pembahasan tentang apa itu faltering growth. Orang tua harus memantau perkembangan anak dan melakukan cek kesehatan rutin ke tenaga medis], Puskesmas, atau Posyandu terdekat untuk memastikan anak sehat dan mendapat perawatan dengan cepat bila mengalami gejala penyakit tertentu.
Diabetes Mellitus bisa terjadi pada anak karena berbagai penyebab. Salah satunya adalah pola konsumsi yang salah pada anak yang sudah mulai makan. Seperti contoh bila orang tua memberikan makanan dengan tinggi gula seperti susu kental manis maka bisa jadi si anak akan memiliki kadar gula yang tinggi.
Kegiatan ini berjalan lancar dan kader sangat antusias mendapatkan materi dari para petugas dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang memang terjadi di desa mereka.